Tuesday 30 November 2010

Tribute to a Father

Sebuah kenangan tentang perjalanan hidup ini.
Diisi hari-hari indah saat anda membesarkan kami.
Senyum yang berarti sayang selalu anda berikan tiap hari.
Diam yang berarti pertanyaan, ajarkan kami hidup setengah mati.

anda beri kami cita-cita utk dikejar.
anda jadikan mimpi indah saat kami melihat anda kokoh bagai akar.
anda sosok idaman yang membayangi saya.
Kerutan di wajah anda adalah goresan sejarah perjuangan kerasnya.

Perjuangan anda yg terakhir adalah awal dari milik kami.
Kami ingin melihat anda bahagia di sana, di surga-Nya
Dan tiap saat kami kirimkan doa untuk anda.
Darah yang mengalir di tiap nadi ini adalah milik anda dan saya.

Tiap tetesnya bagaikan do’a kami untuk anda.
Alirannya deras lambangkan semangat kami untuk hidup.
Sosok itu. Membuat saya bangga akan hidup berliku.
Sosok itu. Ayahku.

"Sayang kami kini hanya do’a."

masa depan adalah mimpi


Saya bermimpi tentang masa depan.
Bertanya-tanya akan jadi apa nanti?
Sederhana mungkin, tapi ini masalah jati diri.
Akan jadi apa nanti?
Masa lalu berlalu letih.
Tiada guna terlewati

Saya bermimpi tentang masa depan.
Banyak mimpi dan keinginan.
Bisakah jadi nyata?
Sederhana mungkin, tapi bermakna.
Akankah jadi kehidupan?

Masa lalu berlalu lagi.
Tiada bisa menapaki.

Saya bermimpi tentang masa depan.
Itu dulu, karena saya menjalani masa depan.
Satu dua mimpi jadi nyata.
Masih banyak tersisa.
Akankah jadi nyata?
Kembali terulang Tanya itu.
Tiada berarti hidup tak tertuju.


Saya selalu bermimpi.

Masa depan tidak akan terjajaki.

Masa depan terus maju.
Sama sepertiku.

Monday 1 November 2010

Potensi Diri Pada Manusia

EQ , IQ , dan SQ

Ada beberapa potensi pada manusia yaitu EQ, IQ dan SQ,.
Sebagian orang mungkin tau tentang 3 hal tersebut ( EQ, IQ, & SQ), mungkin saya akan menjelaskan beberapa hal tentang hal itu..

1. EQ (Emotional Quotients) Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional (EQ)

EQ adalah istilah baru yang dipopulerkan oleh Daniel Golleman. Berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional.
Adalah sebuah kemampuan untuk dapat mempengaruhi dan diterima orang lain dan lingkungan dengan baik,. Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.

Selama ini EQ jarang diajarkan pada anak-anak, sehingga kemampuan anak untuk mencinta dan dicinta oleh sesama menjadi kendala dalam bergaul dan berteman. Dan kesulitan dalam bermasyarakat berawal dari kurangnya kecerdasan emosional kita.

2. IQ (Intellectual Quotients) Kecerdasan Intelektual
Kebanyakan orang sering kali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.
Jadi IQ adalah kemampuan kita untuk mengolah dan berfikir kognitif yang terukur dengan angka maupun nilai ukur sejak kita di bangku sekolah hingga kuliah,. Kecerdasan inilah merupakan kemampuan yang diolah pada otak sebelah kiri kita. Bagaimana dengan otak sebelah kanan?
Itulah yg menjadi pertanyaan, mengapa IQ harus diimbangi dengan potensi diri yang lain

3. SQ (Spiritual Quotients) Kecerdasan Spiritual

Merupakan kemampuan kita untuk berahlak mulia dan mengenal siapa diri kita dan Tuhan kita. Jadi SQ bukan hanya kemampuan menjalankan shalat atau membaca Al-Qur’an semata, tapi bagaimana semua ibadah yang kita laksanakan dapat dimaknai dan diaplikasikan dalam kehidupan kita, artinya bagaimana perilaku kita adalah merupakan cerminan dari ibadah yang telah kita laksanakan. Sehingga kita menjadi manusia yang dicintai oleh Tuhan dan mahluk-Nya.

Perlu diakui bahwa IQ, EQ dan SQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang saling terkait (interconnected) di dalam diri kita, sehingga tak mungkin juga kita pisah-pisahkan fungsinya. Berhubungan dengan orang lain tetap membutuhkan otak dan keyakinan sama halnya dengan keyakinan yang tetap membutuhkan otak dan perasaan. Seperti kata Thomas Jefferson atau Anthony Robbins, meskipun keputusan yang dibuat harus berdasarkan pengetahuan dan keyakinan sekuat batu karang, tetapi dalam pelaksanaannya, perlu dijalankan se-fleksibel orang berenang.

Kesimpulan terhadap EQ, IQ , dan SQ

Aplikasi keputusan dengan IQ, EQ, dan SQ ini hanyalah satu dari sekian tak terhitung cara hidup, dan seperti kata Bruce Lee, strategi yang paling baik adalah strategi yang kita temukan sendiri di dalam diri kita. “Kalau kamu berkelahi hanya berpaku pada penggunaan strategi yang diajarkan buku di kelas, namanya bukan berkelahi (tetapi belajar berkelahi)”.