PHP merupakan bahasa pemrograman yang berbasis Web Server, PHP berbeda dengan bahasa pemrograman Java yang berbasis Client Service,dari pengertian di atas kita harus bisa memahami bahwa PHP adalah Bahasa Pemrogaman yang berbasis web. PHP diciptakan oleh Rasmus Lerdorf pertama kali tahun 1994. Pada awalnya PHP adalah singkatan dari "Personal Home Page Tools". Selanjutnya diganti menjadi FI ("Forms Interpreter"). Sejak versi 3.0, nama bahasa ini diubah menjadi "PHP: Hypertext Prepocessor" dengan singkatannya "PHP". PHP versi terbaru adalah versi ke-5. Berdasarkan survey Netcraft pada bulan Desember 1999, lebih dari sejuta site menggunakan PHP, di antaranya adalah NASA, Mitsubishi, dan RedHat.
Fungsi PHP
-Mengambil informasi dari form berbasis web dan menggunakannya untuk berbagai macam fungsi
-sebagai bahasa untuk mengidentifikasi seberapa banyak pengunjung menggunakan bahasa PHP
-Pengaturan layout dalam berbagai macam browser(seperti mozilla Firefox
Tutorial PHP
1. Aturan Penulisan kode HTML
Kode-kode PHP anda akan disisipkan di antara kode-kode HTML. Sebagai akibatnya, PHP dan HTML akan sama-sama kita tulis dalam bentuk teks biasa
Ingat kan? Hasil output dari proses PHP itu yang akan ditampilkan oleh HTML ke browser. Perhatikan bahwa jika anda menyimpan file dengan ekstensi .htm/html, maka browser juga akan muncul akan menampilkan juga tag php namun tidak memprosesnya, sehingga muncul seperti ini:
<html>
<head>
<title> Contoh Halaman PHP </title>
</head>
<body>
<font color=
"blue"
>PHP kode saya akan membuat halaman ini menampilkan:</font>
<p>
<?php
print
(
"Anda berada di situs Prothelon!"
);
?>
</body>
</html>
Nah, perhatikan contohdi atas. Anda mungkin sudah mulai memahami cara kerja PHP dan HTML. HTML tetap diperlakukan sebagaimana HTML persis seperti HTML tanpa kode PHP, tetapi semua kode yang berada di antara tag akan dianggap kode PHP dan diproses oleh server PHP.
Ingat kan? Hasil output dari proses PHP itu yang akan ditampilkan oleh HTML ke browser. Perhatikan bahwa jika anda menyimpan file dengan ekstensi .htm/html, maka browser juga akan muncul akan menampilkan juga tag php namun tidak memprosesnya, sehingga muncul seperti ini:
Anda berada di situs Prothelon!
Cara Penulisan Kode PHP
Setelah anda memahami bagaimana sebuah kode PHP dan HTML dikawinkan dan diproses, sekarang saatnya bagi anda untuk mempelajari aturan-aturan dasar penulisan sintaks PHP. Aturan-aturan dasarnya secara singkat adalah sebagai berikut:
Penamaan File PHP
File PHP anda harus disimpan dengan ekstensi .php (jika anda menemukan file dengan ekstensi .php3 atau phtml maka kemungkinan besar file-file tersebut ditulis menggunakan PHP versi 3 ke bawah). Seperti sudah saya jelaskan sebelumnya, file-file tersebut akan disimpan sebagai file teks biasa. (Artinya kita ndak butuh editor khusus kalau kepepet, cukup notepad. Namun perlu diingat bahwa notepad tidak memunculkan nomor baris yang akan kita perlukan saat melakukan debugging jika ada masalah dengan kode kita).
Komentar PHP
Komentar adalah bagian penting dalam kode PHP yang anda buat. Anda akan memerlukan komentar ini untuk membantu mengingat lagi kegunaan sebuah blok kode nantinya. Anda harus membiasakandiri untuk menuliskan catatan tentang kode-kode anda dengan tag komentar, sehingga sifat manusiawi kita yang pelupa bisa terbantu jika suatu saat anda perlu mereview kembali kode-kode yang pernah anda buat. Cara untuk membuat komentar yang tidak ingin anda tampilkan atau eksekusi adalah dengan menambahkan “//” di awal baris atau mengapit komentar dengan “/*” dan “*/” jika perlu membuat komentar yang panjang:
Permulaan Kode PHP
Blok kode PHP diawali dengan “<?php” (atau cukup disingkat “<?” saja bila server anda mengijinkan dan biasanya bisa).
Akhir Kode PHP
Blok kode PHP ditutup dengan menambahkan “?>” di akhir blok kodenya.
Akhir Baris Program PHP
Setiap baris instruksi program diakhiri dengan tanda titik koma “;”. Artinya walaupun anda menuliskannya lebih dari 1 baris tetap akan dianggap satu baris instruksi program jika belum ada tanda titik koma (lihat contoh di penjelasan tanda kurung di bawah).
Tanda Kurung
Tanda kurung akan banyak anda gunakan dalam kode PHP. Salah satu penggunaan yang sering dilakukan adalah dalam memanggil fungsi. Secara sederhana, setiap fungsi PHP akan berbentuk seperti ini ….
“print” adalah nama fungsi dan informasi lain yang perlu ditambahkan pada fungsi tersebut akan anda tuliskandi dalam tanda kurung. Ingat….. jangan lupa untuk mengakhiri dengan tanda titik koma (kesalahan tidak mengakhiri dengan titik koma ini paling sering terjadi pada pemula). Oh iya, sebelum lupa, echo() juga memiliki kegunaan yang sama dengan print().
Spasi, pergantian baris, dll tidak akan mempengaruhi output lho. Sehingga, bagian kode berikut ini …
Ingat kan? Hasil output dari proses PHP itu yang akan ditampilkan oleh HTML ke browser. Perhatikan bahwa jika anda menyimpan file dengan ekstensi .htm/html, maka browser juga akan muncul akan menampilkan juga tag php namun tidak memprosesnya, sehingga muncul seperti ini:
<?php
print
(
"Anda berada di situs Prothelon!"
);
?>
Sedangkan jika anda menyimpan dalam ekstensi .php, maka yang muncul hanya:Anda berada di situs Prothelon!
Cara Penulisan Kode PHP
Setelah anda memahami bagaimana sebuah kode PHP dan HTML dikawinkan dan diproses, sekarang saatnya bagi anda untuk mempelajari aturan-aturan dasar penulisan sintaks PHP. Aturan-aturan dasarnya secara singkat adalah sebagai berikut:
Penamaan File PHP
File PHP anda harus disimpan dengan ekstensi .php (jika anda menemukan file dengan ekstensi .php3 atau phtml maka kemungkinan besar file-file tersebut ditulis menggunakan PHP versi 3 ke bawah). Seperti sudah saya jelaskan sebelumnya, file-file tersebut akan disimpan sebagai file teks biasa. (Artinya kita ndak butuh editor khusus kalau kepepet, cukup notepad. Namun perlu diingat bahwa notepad tidak memunculkan nomor baris yang akan kita perlukan saat melakukan debugging jika ada masalah dengan kode kita).
Komentar PHP
Komentar adalah bagian penting dalam kode PHP yang anda buat. Anda akan memerlukan komentar ini untuk membantu mengingat lagi kegunaan sebuah blok kode nantinya. Anda harus membiasakandiri untuk menuliskan catatan tentang kode-kode anda dengan tag komentar, sehingga sifat manusiawi kita yang pelupa bisa terbantu jika suatu saat anda perlu mereview kembali kode-kode yang pernah anda buat. Cara untuk membuat komentar yang tidak ingin anda tampilkan atau eksekusi adalah dengan menambahkan “//” di awal baris atau mengapit komentar dengan “/*” dan “*/” jika perlu membuat komentar yang panjang:
<?php
// Baris ini akan diabaikan. Catatan untuk kita sendiri:
// Saya membuat script ini sambil
//Membaca, berenang dan menyelam.
print
(
"Anda berada di Blog saya!"
);
/*
Tiga baris berikut ini juga akan diabaikan.
Dan jangan lupa untuk kembali ke situs ini setiap minggu
untuk melihat artikel/tutorial baru!
*/
?>
Permulaan Kode PHP
Blok kode PHP diawali dengan “<?php” (atau cukup disingkat “<?” saja bila server anda mengijinkan dan biasanya bisa).
Akhir Kode PHP
Blok kode PHP ditutup dengan menambahkan “?>” di akhir blok kodenya.
Akhir Baris Program PHP
Setiap baris instruksi program diakhiri dengan tanda titik koma “;”. Artinya walaupun anda menuliskannya lebih dari 1 baris tetap akan dianggap satu baris instruksi program jika belum ada tanda titik koma (lihat contoh di penjelasan tanda kurung di bawah).
Tanda Kurung
Tanda kurung akan banyak anda gunakan dalam kode PHP. Salah satu penggunaan yang sering dilakukan adalah dalam memanggil fungsi. Secara sederhana, setiap fungsi PHP akan berbentuk seperti ini ….
1
| print ( ); |
“print” adalah nama fungsi dan informasi lain yang perlu ditambahkan pada fungsi tersebut akan anda tuliskandi dalam tanda kurung. Ingat….. jangan lupa untuk mengakhiri dengan tanda titik koma (kesalahan tidak mengakhiri dengan titik koma ini paling sering terjadi pada pemula). Oh iya, sebelum lupa, echo() juga memiliki kegunaan yang sama dengan print().
Spasi, pergantian baris, dll tidak akan mempengaruhi output lho. Sehingga, bagian kode berikut ini …
1
2
3
| <?php print ( "Anda berada di blog saya!" ); ?> |
akan menghasilkan hal yang sama dengan kode berikut ini:
1.
2.
| <?php print ("Anda berada di si tus Prothelon!"); ?> |
1
2
3
| <?php echo ( "Anda berada di Blog saya" ); ?> |
Simpan file tersebut dengan nama apa saja tanpa spasi dan diakhiri dengan .php (perhatian para pengguna notepad:saat menulis nama file apitlah dengan tanda kutip), dan jika anda sudah menginstal server di komputer anda sendiri, anda harus menyimpannya di directory khusus tempat root web server anda (jika anda menggunakan phptriad lokasinya adalah c:\apache\htdocs).
Langkah berikutnya adalah membuka file pertama anda di browser.
Ketik http://localhost/namafile.php untuk melihat hasil karya besar anda, dan ya, anda seharusnya melihat tulisan “Anda berada di situs Prothelon” (jangan gunakan file -> open, dan jangan lupa menyalakan server web anda. Untuk phptriad klik phptriad ->start apache).
Jika anda mencoba kode di server web di internet, FTP file anda ke root server web anda.
Ayo, sekarang coba dulu dan buat kode pertama anda bekerja.
Kalau sudah berhasil, kembali lagi ke sini dan kita akan bermain-main lagi. (kalau belum berhasil, tulis komentar saja).
Perhatikan Error
Asyik kan? Pasti ….. kalau sukses, kalau tidak bete nih pasti. Apalagi ketemu error di skrip. Anda sangat mungkin akan mendapat error mirip seperti ini (habis, sering sih….dapat error model gini.):
Parse error: parse error in http://localhost/namafile.php on line 12
Pesan error ini sangat bermanfaat dan anda akan banyak bertemu dengan pesan tersebut, pesan error tuh mirip sama orang yang gak suka sama kita, hobinya ngritik terus, tapi kalau kritik itu kita manfaatkan untuk perbaikan, kita bisa mendapat manfaat. Sukurin tuh, orang yang ngritik kita, niat mencela, malah kita manfaatin.
Anda akan memperoleh pesan seperti itu untuk tiap baris kode kita yang salah. Untuk kebutuhan kita, sebetulnya yg perlu kita ketahui adalah bahwa ada yg salah pada kode kita di baris 12. Langkah berikutnya tentu saja mengecek kode kita. Saat inilah mulai terasa repotnya pakai notepad.
Harus ngitung baris. Makanya coba pakai editor lain, saya sendiri menyukai crimson editor. Untuk kebutuhan kita, kita hanya perlu tahu bahwa ada sesuatu yang salah dengan kode kita di baris 12, jadi mari segera kita lihat baris tsb, dan siapa tahu bisa mengetahui penyebabnya. Saya selalu mulai dengan melihat apakah sintaks dasar saya sudah benar, misalnya apakah saya sudah menuliskan ; di akhir baris, tag penutup, tanda kurung ?
Berikut scriptnya, dan saya akan menggunakan print sebagai alternatif dari perintah echo pada contoh sebelumnya. Keduanya berfungsi untuk menampilkan sesuatu ke layar browser anda.
Teks ini (atau HTML apapun yang ingin anda tampilkan) akan muncul persis sebelum kode-kode PHP.
<html>
<body>
<p><p>
<?php
// contoh pertama yang kita gunakan, phpversion ini adalah
// sebuah fungsi yang akan menampilkan versi PHP yang anda gunakan
phpversion();
// berikutnya, kita coba menampilkan kode HTML
// ke browser untuk membentuk
// layout halaman yang kita tampilkan.
// Dalam kasus contoh kali ini, kita akan menggunakan tag <p>,
// tag <p> dapat diletakkan
// dalam baris print yang sama seperti saat kita menuliskan
// teks "Anda berada di situs prothelon.com"
// di antara teks phpversion dan
// hal-hal lain di baris sesudahnya.
print
(
"<p>"
);
/* tag <p> digunakan untuk membuat paragraf
baru*/
print
(
"Anda berada di situs prothelon.com"
);
print
(
"<p>"
);
/* fungsi "phpinfo" berikut ini akan menampilkan sebuah halaman
yang panjang yang memberikan kita informasi mengenai
konfigurasi
versi PHP yang kita gunakan. Ini akan sangat berguna saat kita
melakukan troubleshooting nantinya */
phpinfo();
?>
</body>
</html>
3. Variabel yang Flexible
Kita lanjutin belajar PHP nya yuk. Seperti yang sudah pernah saya sebutkan di tutorial Pengenalan php bagian pertama, bahwa salah satu kemudahan menggunakan PHP adalah variabelnya Sangat flexibel.
Bagi yang sudah pernah belajar bahasa pemrograman sebelumnya, tentu tahu bahwa kita harus mendeklarasikan variabel yang akan kita gunakan dalam program kita di awal . Deklarasi meliputi nama variabel, jenisnya, panjangnya, global atau lokal, dan lain-lain
Dalam bagian ini kita akan mempelajari mengapa kita perlu variabel, dan bagaimana cara menggunakannya di PHP. .Baiklah, jika anda perhatikan, sampai saat ini, apa yang sudah kita lakukan hanyalah membuat PHP mencetak teks baik hasil output fungsi (akan kita bahas lebih detil nanti) serta menggunakan perintah echo dan print.
Agar mudah memahaminya, coba bayangkan sebuah variabel sebagai sebuah wadah. Nah, berbeda dengan wadah yang biasa kita gunakan, variabel ini akan digunakan untuk menampung satu atau beberapa nilai (bagi yang udah jago, skip aja nih paragraf). Dengan kata lain, variabel ini adalah tempat yang digunakan oleh PHP untuk menyimpan informasi dan meneruskannya ke berbagai tempat.
Variabel ini bisa diteruskan ke dokumen lain, fungsi dan sebagainya.
Untuk memberikan gambaran lebih jelas, saya coba gunakan pendekatan yang mudah-mudahan lebih baik. Anda yang pernah belajar matematika tentu pernah mengingat variabel dalam persamaan kan? Anda tentu masih bisa mengingat persamaan sederhana ini “ x+3=7”.
Dalam persamaan tersebut, x adalah variabel, dan dengan sangat mudah, Anda bisa mengetahui bahwa isi variabel x adalah nilai 4.
Persis sama variabel dalam PHP kira-kira berfungsi seperti itu, menampung sebuah nilai, dengan sedikit penambahan kemampuan yaitu variabel dalam PHP dapat kita gunakan lagi dalam file atau fungsi lain. Jangan khawatir, anda akan merasa lebih jelas setelah mempelajari contoh yang akan saya sampaikan di bawah nanti.
Alasan mengapa variabel begitu penting dalam PHP adalah karena pada saat Anda membuat halaman web dinamis (halaman yang dapat merespon input dari user) maka anda akan bergantung pada data yang dikirimkan antara halaman web. Pada saat itulah Anda harus menggunakan variabel. Variabel merupakan mekanisme utama dalam pengiriman data seperti ini.
Kayaknya sih, cara paling mudah untuk menerangkan cara kerja variabel dalam PHP adalah dengan menunjukkan aksi mereka dalam contoh ya? Namun sebelum itu, perlu diingat ada 3 hal yang dapat anda lakukan dengan variabel:
Menyimpan nilai dengan memberi nilai pada mereka. Kadang disebut juga dengan istilah inisialisasi variabel;
Mengubah nilai dalam variabel, tentu saja jika sudah di isi sebelumnya
Mengakses variabel (artinya anda bisa membaca nilai dari variabel itu dan melakukan hal yang diperlukan terhadap mereka)
Baiklah, setelah anda mengetahui tentang apa saja yang bisa anda lakukan dengan variabel, mari kita pelajari lebih dalam dengan menggunakan contoh.
Pertama, anda perlu mengetahui bahwa variabel dalam PHP dimulai dengan tanda dolar (“$”). Dalam kode di bawah ini , kita akan mengisi variabel, menggunakannya, kemudian mengupdate isinya untuk kemudian digunakan lagi. Nilai yang ada dalam variabel dapat diubah kapanpun kita mau.
Mari kita perhatikan script pendek berikut ini. Jangan khawatir, Saya akan coba jelaskan secara detil apa yang terjadi pada masing-masing baris.
<?php
$isi_variabel
=
"Ini isi awal variabel!"
;
print
(
"Menampilkan isi variabel awal : $isi_variabel"
);
print
(
"<p>"
);
$isi_variabel
=
"Ini isi Variabel setelah diupdate!"
;
print
(
"Isi variabel setelah diupdate : $isi_variabel"
);
?>
Menampilkan isi variabel awal : Ini isi awal variabel!
Isi variabel setelah diupdate : Ini isi Variabel setelah diupdate!
Penjelasan kode tersebut adalah sebagai berikut.
Pada baris kedua, saya memutuskan untuk membuat variabel yang bernama “isi_variabel”. Ingat, semua variabel dimulai dengan tanda dolar, sehingga variabel saya tadi ditulis menjadi “$isi_variabel”. Berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai apa yang dikerjakan masing-masing baris.
Baris 1 memberitahu browser bahwa : “Kode PHP mulai di sini”.
Baris 2 buat variabel $isi_variabel sekaligus mengisinya dengan nilai awal berupa kalimat “Ini isi awal variabel!”.
Baris 3 tampilkan kalimat pengantar untuk variabel $isi_variabel dan sekaligus menampilkan nilai dari $isi_variabel
Baris 4 membuat tag <p> dalam HTML untuk membuat paragraf baru.
Baris 5 Mengupdate isi variabel $isi_variabel dan mengisinya dengan kalimat “Ini isi Variabel setelah diupdate!”.
Baris 6 tampilkan kalimat pengantara kedua dan nilai untuk isi variabel $isi_variabel yang baru.
Baris 7 ngasih tahu si Browser bahwa kode PHP sudah berakhir.
Ok, sekarang Anda seharusnya sudah bisa melihat bahwa variabel $isi_variabel digunakan sebagai semacam wadah yang dapat menampung nilai yang bermacam-macam (Kita juga bisa mengisi berbagai jenis variabel ke dalam variabel yang sama, misalnya setelah kita isi dengan variabel numerik, langsung bisa kita update isinya menjadi varaibel karakter. Hal ini umumnya tidak bisa dilakukan bahasa pemrograman lain).
Kita baru saja mengisi variabel dan memanggil isinya dalam sebuah skrip yang sama, namun kekuatan PHP yang masih tersembunyi adalah bahwa kita dapat mengisi variabel kita di suatu halaman web, misalnya sebuah form isian yang harus diisi pelanggan kita dan kemudian menggunakan variabel tersebut kemudian di halaman web lain.
Sintaks untuk mengeset variabel adalah dengan:
* Mendefinisikannya dengan tanda = ($isi_variabel=”Ini isi awal variabel!”);
* Menggunakan tanda kutip jika megisinya dengan string atau huruf (“Ini isi awal variabel!”; angka tidak memerlukan tanda kutip);
* Akhiri setiap baris dengan titik koma.
Kemudian anda dapat memanggilnya dengan mengacu pada nama variabel ($isi_variabel pada baris 3 dan 6 – perhatikan bahwa saat memanggil variabel kita tidak menggunakan tanda kutip).
Pengen belajar sambil praktek? klik di sini.
Penamaan Variabel
Anda dapat menamai sebuah variabel dengan nama apapun selama mengikuti aturan berikut ini:
* Dimulai dengan huruf;
* Terdiri dari huruf, angka dan karakter garis bawah (karakter _ seperti dalam $isi_variabel”);
* Bukan merupakan kata kunci PHP (misalnya print).
Hati-hati: nama variabel adalah case sensitif (sehingga variabel $prothelon akan berbeda dengan $PROthelon).
Sebagai tips, anda sebaiknya membuat nama variabel yang memiliki arti tertentu sehingga anda lebih mudah memahaminya seandainya beberapa tahun kemudian terpaksa harus membaca kode tersebut.
Dalam contoh-contoh kita tadi, kita mengisi variabel dengan teks alias string. Variabel juga dapat menampung nilai berupa angka dan lainnya (obyek, array, booleans).
Catatan akhir: Satu hal yang biasanya menjadi pertanyaan adalah penggunaan tanda kutip. Kita bisa menggunakan tanda kutip tunggal maupun ganda untuk mengisi teks, misalnya:
print
(
"Saya berada di situs Prothelon!"
);
Saya berasa di situs Prothelon.
Jika anda ingin agar tanda kutip yang kita sayangi itu ikut tampil, anda harus menambahkan karakter “\” di depannya yang memberitahukan PHP bahwa tanda kutip sesudahnya bukan merupakan bagian dari kode, melainkan bagian dari kalimat. Cara ini dikenal dengan istilah escape characters. Dengan demikian, jika anda ingin menampilkan tulisan “Saya berada di situs Prothelon!” (lengkap dengan tanda kutipnya juga), kode anda akan seperti ini:
print
(
" \"Saya berada di Blog FrozenProgramming!\""
);
Menggunakan PHP bersama dengan Form HTML merupakan salah satu kekuatan terbesar dalam pemrograman PHP. Kita akan coba pelajari di tutorial PHP kali ini.
File pertama adalah sebuah form HTML untuk mengumpulkan input dari user, mengisikan input tersebut ke dalam variabel dan kemudian mengirimkannya ke file kedua yang bertugas menampilkan kembali isi variabel tersebut ditambah dengan beberapa hal sederhana lainnya. Maaf kalau cara penyampaiannya payah ya, tapi saya berharap paling enggak bisa tetap fun deh buat Prothelors dalam mempelajari PHP.
Pertama-tama, kita buat dulu halaman form HTMLnya, halaman ini adalah halaman HTML biasa dengan tag FORM di dalamnya. Sesudah ini kita akan buat sebuah halaman lain (PHP) untuk memproses apa yang diinputkan dari halaman form HTML kita ini. Kita namai dengan form_saya.html
<html>
<head>
<title>Form Saya</title>
</head>
<body>
<form action=
"hasil_form_saya.php"
method=post>
Nama saya adalah:
<br> <input type=
"text"
name=
"NamaAnda"
>
<p> Nama orang yang saya sukai:
<br> <input type=
"text"
name=
"NamaDia"
>
<p>
<input type=
"submit"
name=
"submit"
value=
"Cocokkan!"
>
</form>
</body>
</html>
Ini adalah sebuah form HTML biasa tapi mengandung beberapa hal penting yang perlu Prothelors semua pahami. Bagian-bagian pentingnya adalah:
Baris 7: HTML membaca action=”hasil_form_saya.php” yang menunjukkan pada browser file PHP mana yang akan memproses hasil form kita. Implikasinya, beberapa saat lagi anda harus membuat sebuah file yang bernama hasil_form_saya.php yang merupakan mesin kecil yang bertugas untuk menampilkan hasil input di form kita. (Jangan khawatir, kita akan membahas method=post belakangan).
Baris 10: input type=”text” menentukan jenis elemen form apa yang kita inginkan,dalam kasus kita ini adalah sebuah inputan teks atau text box (kita juga bisa mendefinisikannya sebagai radio button, check box, dll); name=”NamaAnda” artinya adalah bahwa apapun yang kita ketikkan ke dalam text box kita tadi akan mengisi sebuah variabel yang bernama “NamaAnda”. Inilah yang menghubungkan antara form dan variabel – setiap field dalam sebuah form dapat digunakan untuk mengisi variabel untuk kemudian kita gunakan sesuka kita
Baris 13: di baris ini, kita memiliki sebuah teks input yang akan kita gunakan untuk mengisi variabel lain yang kita beri nama “NamaDia” yang merupakan nama orang yang kita sukai.
Baris 16, 17: Kode ini membuat sebuah tombol submit dengan tulisan “Cocokkan!” (maksudnya adalah coba cocokkan nama anda dengan nama orang yang anda sukai).
Dan berakhirlah form kita. Nah, tugas form kita itu adalah mengumpulkan informasi nama anda dan nama orang yang anda sukai (tentu saja saat praktek, anda harus memasukkan nama-nama tersebut ke dalam form) dan mengisikannya ke dalam variabel masing-masing.
Ok, form HTML beres. Setelah itu ngapain ya?
Berikutnya tentu saja adalah membawa dan menampilkan variabel yang sudah terisi dengan nama-nama tersebut dalam bentuk yang berbeda dihalaman lain.
Masih inget kan, bahwa pada baris 7 kode HTML di atas, kita memberitahu form kita agar menuju atau mengeksekusi file hasil_form_saya.php begitu kita klik tombol submit (yang bertuliskan Cocokkan! itu). Berikut ini kira-kira isi file hasil_form_saya.php:
<html>
<head>
<title>Sayang Sekali!</title>
</head><body bgcolor=
"#FFFFFF"
text=
"#000000"
>
<p>Kayaknya <?php
print
$NamaAnda
; ?>
<p>gak bakalan bisa jadian sama
<b> <?php
print
$NamaDia
; ?> deh!?! </b>
<p>Cobalah berusaha lebih keras ya…siapa tahu ada kesempatan.
</body>
</html>
Gimana? Sekarang udah ngerti kan bagaimana caranya form kita mengirimkan sebuah variabel dari form kita itu ke sebuah file PHP?
Cat: File hasil_form_saya.php di atas hanya bisa berjalan jika setting register global php server kamu on. Kalau kebetulan settingnya off, maka kamu harus tambah baris setelah tag body (di antara baris 4 dan 5) seperti ini:
<?php
$NamaAnda
=
$_POST
[
'NamaAnda'
];
$NamaDia
=
$_POST
[
'NamaDia'
];
?>
Perhatikan bahwa pada file hasil_form_saya.php kita sebuah variabel dipanggil dengan menambahkan tanda $ ($NamaAnda) di depan variabel yang kita definisikan pada file HTML form_saya.html sebelumnya (NamaAnda).
Get vs Post
Kita sudah menggunakan metode “Post” untuk mengirimkan data form dengan cara yang berbeda menggunakan metode lain yaitu “Get”. Ingat, ini merupakan bagian dari form kita di mana tertulis <form action=”hasil_form_saya.php” method=post>.
Perbedaan antara kedua metode ini adalah bahwa metode post secara transparan mengirimkan semua informasi yang sudah dikumpulkan oleh halaman form kita, sedangkan metode Get akan mengirimkan semua informasi itu sebagai bagian dari URL (dalam contoh form kita tadi, akan seperti ini:
http://localhost/hasil_form_saya.php?NamaAnda=panjul&NamaDia=cinta&submit=Cocokkan!
Perhatikan bagaimana informasi yang sudah dimasukkan user mengenai namanya dan nama orang yang disukainya ditambahkan pada URL? Ini akan sangat membantu nanti jika anda sudah mempelajari cara pengiriman variabel antar halaman lebih lanjut).
Pengen belajar sambil praktek? klik di sini.
Baiklah untuk bagian ini kita akhiri dulu ya, dan akan kita lanjutkan lagi ke bagian 7 yang akan membahas mengenai senjata tambahan sebuah variabel, yaitu tutorial PHP
Terima kasih atas kunjungannya dan kembalilah lagi jika kamu sudah sempat untuk mempelajari lebih lanjut mengenai PHP ini. Jangan lupa untuk mendaftar sebagai anggota, sehingga kamu akan bisa mendapat berbagai informasi penting dari saya. Kamu juga bisa belajar HTML lebih jauh untuk meningkatkan pengetahuan kamu tentang tag-tagnya.
5.Array PHP
Mempelajari array PHP sangat penting dalam pembuatan program karena sangat menambah tingkat fleksibilitas sebuah variabel, itulah sebabnya, saya menyebutnya senjata tambahan dalam menggunakan variabel (yang sudah anda kuasai dalam bagian sebelumnya, kan?). Contoh yang dapat anda lakukan dengan array PHP adalah melakukan transpose data ke bentuk yang kita inginkan, memanipulasi data dari database, dll.
Kita akan mencoba mengisikannya masing-masing ke dalam sebuah variabel:
$Gorila1 = “Diana”;
$Gorila2 = “Badu”;
$Kuda = “Sukirman”;
Dengan array PHP, kita dapat menyimpan semua isi variabel tersebut ke dalam sebuah “variabel PHP”, yang dalam kasus ini misalnya kita beri nama $hewan. Setiap elemen variabel ini akan memiliki “penanda” sendiri (dapat berupa angka atau huruf) yang digunakan untuk mengakses bagian variabel array PHP tertentu.
Sudah mulai ada gambaran atau malah tambah bingung? Tenang, Saya akan coba jelaskan konsep “penanda” dengan cara lain.
Jika kita menyimpan 3 buah variabel yang berbeda ke dalam sebuah variabel (seperti menyimpan Diana, Badu dan Sukirman ke dalam $hewan), kita memerlukan suatu cara untuk mengambil kembali bagian tertentu (misalnya Diana saja) untuk kita gunakan selanjutnya.
Sebuah variabel array PHP secara otomatis akan menomori setiap elemen yang membentuk array tersebut, sehingga penandanya dapat berupa elemen 1, elemen 2 dan elemen 3. Atau, sebagaimana yang akan kita lihat nanti, kita dapat menamai setiap bagian array PHP menggunakan teks. Dalam kasus kita kali ini, kita bisa saja menandai masing-masing elemen $hewan dengan penanda “Gorila pendak”, Gorila tinggi” dan “Kuda” untuk kemudian menggunakan penanda tersebut untuk mengenali setiap anggota array PHP tersebut.
Baiklah, kita coba saja membuat array sederhana dan kemudian menggunakannya. Cara paling mudah untuk mebuat array PHP adalah menggunakan fungsi array(), yang akan mengisi array PHP kita dengan variabel yang kita inginkan.
Berikut ini contoh inisialisasi array PHP:
Perintah ini akan menyimpan semua nama hewan kesayangan kita itu ke dalam sebuah variabel ($hewan), dan otomatis mengalokasikan sebuah nomor “penanda” ke setiap elemen array secara berurutan dimulai dari 0 (mohon diingat, mulai dari 0, agar tidak bingung saat menggunakan array untuk memanipulasi variabel kita nantinya).
Dengan demikian, Diana adalah elemen [0], Badu [1] dan Sukirman [2]. Kita memberikan nama array PHP ini sesuai keinginan kita ($hewan).
Anda sekarang sudah bisa mangambil bagian array yang kita inginkan dengan mengacu pada nama variabel diikuti dengan nomor elemen dalam tanda kurung siku ($hewan[0] akan berisi Diana).
Sekarang kita coba melihat array PHP kita beraksi dalam contoh kode PHP berikut ini:
Kode ini cuma akan menampilkan isi dari elemen ketiga dalam variabel $hewan yaitu Sawiyah (sekali lagi ingat, bahwa nomor array dimulai dengan angka 0, sehingga elemen ketiga adalah $hewan[2], OK?.)
Cara lain untuk membuat array PHP atau bahkan menambah anggota array adalah dengan menambah anggota array PHP secara terpisah seperti contoh potongan kode PHP berikut ini:
atau dengan cara:
Keduanya akan diindeks oleh komputer dengan nilai yang sama sebagai berikut:
$hewan[0] = “Diana”;
$hewan[1] = “Badu”;
$hewan[2] = “Sukirman”;
$hewan[3] = “Belang”;
Coba perhatikan … kira-kira potongan kode tersebut akan menampilkan apa?
Ya….. akan menampilkan Belang ke browser kita.
Array PHP dapat dibuat untuk mengerjakan berbagai macam hal, misalnya mengurutkan berdasarkan abjad, menampilkan dalam berbagai kategori yang berbeda, dan masih banyak lagi.
OK. Kita akan lanjutkan lagi pada bagian berikutnya. Pada tutorial Array PHP berikutnya, kita akan membahas mengenai array PHP yang sedikit lebih kompleks yaitu array asosiatif. Makasih udah membaca tutorial ini .
Dalam tulisan sebelumnya, kita sudah belajar tutorial array
Jika anda sudah siap untuk mempelajari array PHP yang lebih rumit, silahkan baca tutorial ini. Array asosiatif PHP mengindeks elemen di dalamnya menggunakan nama yang kita tentukan dan bukan menggunakan nomor seperti yang sudah pernah kita pelajari. Menarik bukan?
Cara membuatnya adalah menggunakan fungsi array(). Dalam fungsi array, kita bisa mengeset sepasang atribut sebagai nama elemen dan nilai elemen itu sendiri menggunakan gabungan “=” dan “>”, misalnya: nama_elemen=>”nilai”. Contoh riilnya adalah sebagai berikut:
Ngomong-omong, kalau melihat daftar pacarnya, pasti dia orang yang hobi berpetualang, dari yang daun muda sampai yang tua disamber semua.
Payah….
Untuk mengetahui umur Nety, kita akan menuliskan seperti ini:
Berikut ini adalah keseluruhan kode yang sudah kita buat tadi. Semua kita buat dalam satu halaman, namun perlu diingat bahwa anda dapat mengeset array di suatu tempat (katakanlah dalam kode atau fields di form yang berada di halaman lain atau dalam database) dan mengambil informasi yang ada di dalamnya dari tempat lain. Di dini kita akan meletakkan semua dalam satu halaman agar anda dapat melihat semuanya sekaligus dengan lebih gamblang.
Script array asosiatif multidimensi PHP tersebut akan menampilkan :
Rajin Menabung
15
Dalam tutorial PHP bagian berikutnya, kita akan membahas masalah operator. Ini merupakan topik yang penting karena merupakan inti sebuah program di mana kita bisa membuat percabangan yang membuat program kita bisa “berpikir dan mengambil keputusan” berdasarkan suatu input.
Operator PHP IF
Cara untuk membuat halaman anda menjadi “pandai” adalah dengan menggunakan perintah If, Else dan Elseif yang disertai operator-operator logika dan perbandingan yang disediakan PHP.
Yang paling penting untuk anda ketahui pertama kali adalah operator PHP IF, yang memungkinkan anda bisa membuat kode PHP yang “berpikir” seperti ini:
Berikut adalah contoh script PHP yang lebih riil. Algoritma berpikir script tersebut secara singkat adalah:
Operator PHP ELSE
Operator PHP Else merupakan bagian dari operator PHP if. Kegunaannya adalah untuk mengatakan hal sebagai berikut:
Berikut format script PHP nya:
Potongan script PHP tersebut menunjukkan cara kerja operator PHP IF ELSE secara sederhana. Apa hasilnya?
karena kita sudah inisialisasi variabel $WarnaKesukaan dengan warna kuning, maka yang akan muncul adalah:
Anda tidak suka biru?! Dasar!
Apa yang anda lihat di atas adalah format umum dalam menulis pernyataan tersebut. Kuncinya adalah untuk melihat di mana tuh letak kurung keriting eh kurawal sehingga anda tidak bingung misalnya perintah mana yang merupakan bagian kode tertentu.
Dalam kode di atas, pasangan { dan } pertama adalah milik ”if”, sedangkan { dan } kedua milik ”else”.
Jika punya masukan atau ingin berkontribusi tulisan silahkan kontak kami di prothelord [ath] yahoo [ndhot] co [doth] id.
7.Operator PHP Perbandingan dan Logika
Kesalahan yang cukup sering saya lakukan adalah menggunakan operator assignment (“=”) untuk membandingkan, sehingga untuk mambandingkan apakah 2 variabel sama atau tidak dalam sebuah percabangan saya tuliskan:
OK, sampai di sini dulu untuk urusan operator ini. Nest, kita akan belajar tentang Loop.
Setelah mengetahui hal itu, mari kita coba membuat kode yang akan secara otomatis menampilkan angka 1 s.d 10:
Loop-loop Lain
PHP memiliki jenis-jenis loop yang lain, namun di luar cakupan tutorial ini. Jika anda ingin mempelajari mereka dan bagaimana cara menggunakannya, klik link di bawah ini dan pelajari di PHP.net (tentu saja dalam bahasa Inggris):
for loop
foreach loop
9. Membuat Fungsi PHP
Jika anda sudah cukup sering menggunakan HTML, anda pasti tahu bahwa HTML merupakan bahasa yang memiliki banyak keterbatasan yang rasanya kok dibuat pada jaman batu, sebelum kita semua mengetahui kemampuan Internet yang sesungguhnya.
Penjelasan baris-baris script fungsi PHP di atas adalah sebagai berikut:
baris 2: membuat fungsi FungsiPertamaku;
baris 3: mulai definisi fungsi FungsiPertamaku;
baris 4: definisi FungsiPertamaku adalah menampilkan kalimat “Ini Fungsi Pertamaku!” di antara tag-tag dan ;
baris 5: akhir definisi FungsiPertamaku;
baris 6: memanggil fungsi FungsiPertamaku (artinya “lakukan hal-hal yang kita definisikan dalam fungsi”);
baris 7: tutup PHP;
Get vs Post
Kita sudah menggunakan metode “Post” untuk mengirimkan data form dengan cara yang berbeda menggunakan metode lain yaitu “Get”. Ingat, ini merupakan bagian dari form kita di mana tertulis <form action=”hasil_form_saya.php” method=post>.
Perbedaan antara kedua metode ini adalah bahwa metode post secara transparan mengirimkan semua informasi yang sudah dikumpulkan oleh halaman form kita, sedangkan metode Get akan mengirimkan semua informasi itu sebagai bagian dari URL (dalam contoh form kita tadi, akan seperti ini:
http://localhost/hasil_form_saya.php?NamaAnda=panjul&NamaDia=cinta&submit=Cocokkan!
Perhatikan bagaimana informasi yang sudah dimasukkan user mengenai namanya dan nama orang yang disukainya ditambahkan pada URL? Ini akan sangat membantu nanti jika anda sudah mempelajari cara pengiriman variabel antar halaman lebih lanjut).
Pengen belajar sambil praktek? klik di sini.
Baiklah untuk bagian ini kita akhiri dulu ya, dan akan kita lanjutkan lagi ke bagian 7 yang akan membahas mengenai senjata tambahan sebuah variabel, yaitu tutorial PHP
Terima kasih atas kunjungannya dan kembalilah lagi jika kamu sudah sempat untuk mempelajari lebih lanjut mengenai PHP ini. Jangan lupa untuk mendaftar sebagai anggota, sehingga kamu akan bisa mendapat berbagai informasi penting dari saya. Kamu juga bisa belajar HTML lebih jauh untuk meningkatkan pengetahuan kamu tentang tag-tagnya.
5.Array PHP
Mempelajari array PHP sangat penting dalam pembuatan program karena sangat menambah tingkat fleksibilitas sebuah variabel, itulah sebabnya, saya menyebutnya senjata tambahan dalam menggunakan variabel (yang sudah anda kuasai dalam bagian sebelumnya, kan?). Contoh yang dapat anda lakukan dengan array PHP adalah melakukan transpose data ke bentuk yang kita inginkan, memanipulasi data dari database, dll.
Kita akan mencoba mengisikannya masing-masing ke dalam sebuah variabel:
$Gorila1 = “Diana”;
$Gorila2 = “Badu”;
$Kuda = “Sukirman”;
Dengan array PHP, kita dapat menyimpan semua isi variabel tersebut ke dalam sebuah “variabel PHP”, yang dalam kasus ini misalnya kita beri nama $hewan. Setiap elemen variabel ini akan memiliki “penanda” sendiri (dapat berupa angka atau huruf) yang digunakan untuk mengakses bagian variabel array PHP tertentu.
Sudah mulai ada gambaran atau malah tambah bingung? Tenang, Saya akan coba jelaskan konsep “penanda” dengan cara lain.
Jika kita menyimpan 3 buah variabel yang berbeda ke dalam sebuah variabel (seperti menyimpan Diana, Badu dan Sukirman ke dalam $hewan), kita memerlukan suatu cara untuk mengambil kembali bagian tertentu (misalnya Diana saja) untuk kita gunakan selanjutnya.
Sebuah variabel array PHP secara otomatis akan menomori setiap elemen yang membentuk array tersebut, sehingga penandanya dapat berupa elemen 1, elemen 2 dan elemen 3. Atau, sebagaimana yang akan kita lihat nanti, kita dapat menamai setiap bagian array PHP menggunakan teks. Dalam kasus kita kali ini, kita bisa saja menandai masing-masing elemen $hewan dengan penanda “Gorila pendak”, Gorila tinggi” dan “Kuda” untuk kemudian menggunakan penanda tersebut untuk mengenali setiap anggota array PHP tersebut.
Baiklah, kita coba saja membuat array sederhana dan kemudian menggunakannya. Cara paling mudah untuk mebuat array PHP adalah menggunakan fungsi array(), yang akan mengisi array PHP kita dengan variabel yang kita inginkan.
Berikut ini contoh inisialisasi array PHP:
Perintah ini akan menyimpan semua nama hewan kesayangan kita itu ke dalam sebuah variabel ($hewan), dan otomatis mengalokasikan sebuah nomor “penanda” ke setiap elemen array secara berurutan dimulai dari 0 (mohon diingat, mulai dari 0, agar tidak bingung saat menggunakan array untuk memanipulasi variabel kita nantinya).
Dengan demikian, Diana adalah elemen [0], Badu [1] dan Sukirman [2]. Kita memberikan nama array PHP ini sesuai keinginan kita ($hewan).
Anda sekarang sudah bisa mangambil bagian array yang kita inginkan dengan mengacu pada nama variabel diikuti dengan nomor elemen dalam tanda kurung siku ($hewan[0] akan berisi Diana).
Sekarang kita coba melihat array PHP kita beraksi dalam contoh kode PHP berikut ini:
Kode ini cuma akan menampilkan isi dari elemen ketiga dalam variabel $hewan yaitu Sawiyah (sekali lagi ingat, bahwa nomor array dimulai dengan angka 0, sehingga elemen ketiga adalah $hewan[2], OK?.)
Cara lain untuk membuat array PHP atau bahkan menambah anggota array adalah dengan menambah anggota array PHP secara terpisah seperti contoh potongan kode PHP berikut ini:
$hewan
[] =
"Diana"
;
$hewan
[] =
"Badu"
;
$hewan
[] = "Sukirman”;
Cara ini akan memberikan hasil yang sama dengan saat kita menggunakan fungsi array(). Dengan cara ini kita juga bisa menambahkan nama kucing tetangga ke dalam keanggotaan array kita ini, misalnya namanya Belang dengan cara yang sama:
$hewan
[] =
"Belang"
;
Oh ya, Anda tidak perlu khawatir mengenai penomoran penanda, karena ternyata PHP sudah lulus SD. Dia sudah bisa menghitung jumlah elemen yang ada sehingga dapat memberikan penanda elemen yang pas untuk isi variabel kita yang baru secara otomatis.
Apa artinya? Ya, si Belang akan secara otomatis mendapat nomor elemen [3].
Untuk mengingatkan lagi tentang konsep array PHP ini, kita ingat kembali bahwa kita dapat mengisi array dengan nama hewan peliharaan kita (dan tetangga kita) dengan dua cara, yaitu:
Apa artinya? Ya, si Belang akan secara otomatis mendapat nomor elemen [3].
Untuk mengingatkan lagi tentang konsep array PHP ini, kita ingat kembali bahwa kita dapat mengisi array dengan nama hewan peliharaan kita (dan tetangga kita) dengan dua cara, yaitu:
$hewan
[] =
"Diana"
;
$hewan
[] =
"Badu"
;
$hewan
[] =
"Sukirman"
;
$hewan
[] =
"Belang"
;
$hewan
=
array
(
"Diana"
,
"Badu"
,
"Sukirman"
,
"Belang"
);
$hewan[0] = “Diana”;
$hewan[1] = “Badu”;
$hewan[2] = “Sukirman”;
$hewan[3] = “Belang”;
<?php
print
"$hewan[3]"
;
?>
Coba perhatikan … kira-kira potongan kode tersebut akan menampilkan apa?
Ya….. akan menampilkan Belang ke browser kita.
Array PHP dapat dibuat untuk mengerjakan berbagai macam hal, misalnya mengurutkan berdasarkan abjad, menampilkan dalam berbagai kategori yang berbeda, dan masih banyak lagi.
OK. Kita akan lanjutkan lagi pada bagian berikutnya. Pada tutorial Array PHP berikutnya, kita akan membahas mengenai array PHP yang sedikit lebih kompleks yaitu array asosiatif. Makasih udah membaca tutorial ini .
6.
Array Asosiatif PHPDalam tulisan sebelumnya, kita sudah belajar tutorial array
Jika anda sudah siap untuk mempelajari array PHP yang lebih rumit, silahkan baca tutorial ini. Array asosiatif PHP mengindeks elemen di dalamnya menggunakan nama yang kita tentukan dan bukan menggunakan nomor seperti yang sudah pernah kita pelajari. Menarik bukan?
Cara membuatnya adalah menggunakan fungsi array(). Dalam fungsi array, kita bisa mengeset sepasang atribut sebagai nama elemen dan nilai elemen itu sendiri menggunakan gabungan “=” dan “>”, misalnya: nama_elemen=>”nilai”. Contoh riilnya adalah sebagai berikut:
$pacarku
=
array
(
nama=>
"Juwita"
,
Sifat=>
"Baik hati, tidak sombong dan rajin menabung"
,
rambut=>
"panjang terurai"
,
umur=>17
);
Ngomong-omong, kalau melihat daftar pacarnya, pasti dia orang yang hobi berpetualang, dari yang daun muda sampai yang tua disamber semua.
Payah….
Untuk mengetahui umur Nety, kita akan menuliskan seperti ini:
print
$pacarku
[3][umur];
Berikut ini adalah keseluruhan kode yang sudah kita buat tadi. Semua kita buat dalam satu halaman, namun perlu diingat bahwa anda dapat mengeset array di suatu tempat (katakanlah dalam kode atau fields di form yang berada di halaman lain atau dalam database) dan mengambil informasi yang ada di dalamnya dari tempat lain. Di dini kita akan meletakkan semua dalam satu halaman agar anda dapat melihat semuanya sekaligus dengan lebih gamblang.
<html>
<head>
<title>Array Pacar</title>
</head>
<body>
<?php
$pacarku
=
array
(
array
( nama=>
"Rosa"
,
sifat=>
"Baik Hati"
,
umur=>17 ),
array
( nama=>
"Ruby"
,
sifat=>
"Tidak Sombong"
,
umur=>27 ),
array
( nama=>
"Sri"
,
sifat=>
"Rajin Menabung"
,
umur=>37 ),
array
( nama=>
"Nety"
,
sifat=>
"Pemalas"
,
umur=>15 )
);
print
$pacarku
[2][
"sifat"
];
print
(
"<br>"
);
print
$pacarku
[3]
[
"umur"
];
?>
</body>
</html>
Script array asosiatif multidimensi PHP tersebut akan menampilkan :
Rajin Menabung
15
Dalam tutorial PHP bagian berikutnya, kita akan membahas masalah operator. Ini merupakan topik yang penting karena merupakan inti sebuah program di mana kita bisa membuat percabangan yang membuat program kita bisa “berpikir dan mengambil keputusan” berdasarkan suatu input.
6.Operator PHP if,else end elseif
Kemampuan sebuah program dalam mengambil keputusan inilah yang diperlukan dalam membuat sebuah web site yang dinamis dan pandai, yaitu membuat sebuah program yang dapat mengambil keputusan berdasarkan bermacam-macam input dari user, kondisi user (misalnya browser apa yang dipakai seorang pengunjung ?), maupun informasi yang anda tentukan sendiri. Contohnya bisa saja seperti ini:- Setelah seorang pengunjung memasukkan sebuah alamat email, mengecek apakah formatnya benar (mis.: siapa@dimana.com) dan jika tidak segera menampilkan sebuah halaman yang mengatakan “Maaf, mbok kalo memasukkan alamat email itu yang betul to”.
- Mengetahui apakah seorang pelanggan telah memasukkan login dan password yang tepat.
- Dan masih banyak lagi, pokoknya kemungkinannya tidak terbatas lah.
Operator PHP IF
Cara untuk membuat halaman anda menjadi “pandai” adalah dengan menggunakan perintah If, Else dan Elseif yang disertai operator-operator logika dan perbandingan yang disediakan PHP.
Yang paling penting untuk anda ketahui pertama kali adalah operator PHP IF, yang memungkinkan anda bisa membuat kode PHP yang “berpikir” seperti ini:
- Jika sebuah kondisi benar, maka kerjakan sesuatu;
- Jika kondisi tersebut salah, maka abaikan saja;
if
(kondisi) {
// Tulis kode yang ingin anda eksekusi jika kondisi benar di sini
}
- Pertama kita akan mengeset variabel $WarnaKesukaan dengan biru (baris 2).
- Kemudian kita akan mengatakan ”Jika WarnaKesukaan adalah biru, maka tampilkan ’Saya juga suka warna biru lho!’
<?php
$WarnaKesukaan
=
"biru"
;
if
(
$WarnaKesukaan
==
"biru"
) {
print
(
"Saya juga suka warna biru lho!"
);
}
?>
Operator PHP ELSE
Operator PHP Else merupakan bagian dari operator PHP if. Kegunaannya adalah untuk mengatakan hal sebagai berikut:
- Jika sebuah kondisi benar, maka kerjakan sesuatu;
- atau, jika kondisi pertama tidak benar, maka kerjakan hal yang lain ini.
Berikut format script PHP nya:
if
(kondisi) {
// Tulis kode yang ingin anda eksekusi jika kondisi benar di
sini
}
else
{
// Tulis kode yang ingin anda eksekusi jika kondisi salah di
sini
}
[php]
Berikut contoh script PHP yang riil dari format di atas:
[php]
<?php
$WarnaKesukaan
=
"kuning"
;
if
(
$WarnaKesukaan
==
"biru"
) {
print
(
"Saya juga suka warna biru lho!"
);
}
else
{
print
(
"Anda tidak suka biru?! Dasar!"
);
}
?>
karena kita sudah inisialisasi variabel $WarnaKesukaan dengan warna kuning, maka yang akan muncul adalah:
Anda tidak suka biru?! Dasar!
Apa yang anda lihat di atas adalah format umum dalam menulis pernyataan tersebut. Kuncinya adalah untuk melihat di mana tuh letak kurung keriting eh kurawal sehingga anda tidak bingung misalnya perintah mana yang merupakan bagian kode tertentu.
Dalam kode di atas, pasangan { dan } pertama adalah milik ”if”, sedangkan { dan } kedua milik ”else”.
Jika punya masukan atau ingin berkontribusi tulisan silahkan kontak kami di prothelord [ath] yahoo [ndhot] co [doth] id.
7.Operator PHP Perbandingan dan Logika
Untuk melengkapi ilmu kita tentang operator percabangan, kita perlu mengetahui di dalam if kita bisa memakai apa saja. Nah, untuk itu kita akan mempelajari tentang operator. Siap ?
Kita sudah melihat bagaimana penggunaan tanda “=” saat kita mengisi variabel dalam skrip yang sudah kita tulis (misalnya $WarnaFavorite=”biru”). Tanda sama dengan tersebut disebut dengan “assignment operator” dan merupakan operator paling sederhana yang sudah kita miliki: $a = b berarti “variabel a diisi dengan nilai b (untuk saat ini)”.
Tetapi anda dapat memperoleh lebih banyak dari PHP dengan apa yang disebut dengan “comparison operator” (operator perbandingan) , “logical operator” (operator logika) dan “arithmetic operator” (operator aritmatika). Berikut adalah operator-operator tersebut diambil dari PHP.net
Operator Perbandingan
Operator ini membuat anda bisa melakukan pembandingan apakah beberapa elemen sama, identik, kurang dari atau lebih besar dari yang lain.
Contoh
|
Name
|
Result
|
$a == $b
|
Sama dengan
|
BENAR jika $ a sama dengan $b.
|
$a === $b
|
Identik
|
BENAR jika $a sama dengan $b, dan keduanya memiliki tipe yang sama.
|
$a != $b
|
Tidak sama dengan
|
BENAR jika $a tidak sama dengan $b.
|
$a <> $b
|
Tidak sama dengan
|
BENAR jika $a tidak sama dengan $b.
|
$a !== $b
|
Tidak identik
|
BENAR jika $a tidak sama dengan $b, atau tidak memiliki tipe yang sama.
|
$a < $b
|
Kurang dari
|
BENAR jika $a kurang dari $b.
|
$a > $b
|
Lebih besar dari
|
BENAR jika $a lebih besar dari $b.
|
$a <= $b
|
Kurang dari atau sama dengan
|
BENAR jika $a kurang dari atau sama dengan $b.
|
$a >= $b
|
Lebih besar dari atau sama dengan
|
BENAR jika $a lebih besar dari atau sama dengan $b.
|
Kesalahan yang cukup sering saya lakukan adalah menggunakan operator assignment (“=”) untuk membandingkan, sehingga untuk mambandingkan apakah 2 variabel sama atau tidak dalam sebuah percabangan saya tuliskan:
If ($a = $b)
Yang seharusnya
If ($a == $b)
Operator Logika
Di sini anda dapat membandingkan elemen-elemen menggunakan pembandingan logika and dan or.
Contoh
|
Nama
|
Hasil
|
$a and $b
|
And
|
BENAR jika baik $a dan $b keduanya BENAR.
|
$a or $b
|
Or
|
BENAR jika salah satu dari $a atau $b BENAR.
|
$a xor $b
|
Xor
|
BENAR jika salah satu dari $a atau $b BENAR, tetapi tidak keduanya.
|
! $a
|
Not
|
BENAR jika $a tidak BENAR.
|
$a && $b
|
And
|
BENAR jika baik $a dan $b keduanya BENAR.
|
$a || $b
|
Or
|
BENAR jika salah satu dari $a atau $b BENAR.
|
Operator Aritmatika
Persis seperti namanya, operator ini melakukan matematika dasar (artinya, kalau anda menginginkan operasi matematika lainnya misalnya integral atau differensial ya harus bikin sendiri, lagian siapa yang mau pake ya?)
Contoh
|
Nama
|
Hasil
|
$a + $b
|
Penjumlahan
|
Jumlah $a dan $b.
|
$a – $b
|
Pengurangan
|
Selisih $a dan $b.
|
$a * $b
|
Perkalian
|
Perkalian $a dan $b.
|
$a / $b
|
Pembagian
|
Pembagian $a dan $b.
|
$a % $b
|
Modulus
|
Sisa $a dibagi $b.
|
OK, sampai di sini dulu untuk urusan operator ini. Nest, kita akan belajar tentang Loop.
8. LOOP PHP HULA LOOPS
Saat ini anda seharusnya sudah tahu mengenai operator apa saja yang bisa dimasukkan ke dalam tanda kurung pada if yaitu operator logika dan operator perbandingan. Nah, sekarang kita akan mempelajari bagaimana operator-operator tersebut dapat digunakan pada hal-hal lain misalnya membuat looping. Dalam tutorial kali ini kita akan mempelajari penggunaan operator Loop PHP tersebut dalam while PHP. Mari kita mulai….
Loop PHP sangat bermanfaat dan praktis. Dengan loop PHP, program anda dapat melakukan sebuah pekerjaan secara berulang secara otomatis (dan tentu saja menentukan berapa kali sebuah pekerjaan harus dilakukan sebelum berhenti). Loop memiliki instruksi untuk “tetap melakukan beberapa baris kode secara berulang sampai suatu kondisi tertentu terpenuhi”. Anda dapat menggunakan lebih dari satu jenis loop PHP. Nah, dalam tutorial kali ini kita hanya akan membahas mengenai loop PHP yang sangat dasar yaitu menggunakan “while”.
Loop PHP while dapat digambarkan sebagai berikut:
while (sesuatu benar) (baca: saat suatu kondisi adalah benar…)
{
// lakukan sesuatu yang anda tentukan
}
Loop yang menggunakan While ini sering digunakan bersamaan dengan increment dan decrement sebuah variabel integer. Whalah, maksudnya apa tuh? Artinya…..bahwa anda dapat memiliki skrip penambahan (atau pengurangan) sebuah nomor (1,2,3, dst) dari dari bagian sebuah skrip yang dilewati, sampai angka-angka tersebut mencapai suatu nilai maksimum atau minimum yang anda tentukan.
Jadi, jika anda ingin sebuah skrip menampilkan angka 1 sampai dengan 10, anda dapat dapat mengatakan seperti ini:
a. Variabel $AngkaSaya = 1;
b. Tampilkan $AngkaSaya;
c. Tambahkan 1 ke $AngkaSaya;
d. Kembali ke langkah a. dan kerjakan skrip ini lagi dengan nilai $AngkaSaya yang baru;
d. Berhenti saat $AngkaSaya mencapai nilai 11;
Sintaks untuk melakukan increment dan decrement terhadap sebuah variabel adalah sebagai berikut::
$a++;
|
Tambahkan 1 kepada nilai variabel $a setiap kali lewat
|
$a–;
|
Kurangi 1 kepada nilai variabel $a setiap kali lewat
|
<?php
$AngkaSaya
= 1;
while
(
$AngkaSaya
<= 10)
{
print
(
"$AngkaSaya"
);
$AngkaSaya
++;
}
?>
Loop-loop Lain
PHP memiliki jenis-jenis loop yang lain, namun di luar cakupan tutorial ini. Jika anda ingin mempelajari mereka dan bagaimana cara menggunakannya, klik link di bawah ini dan pelajari di PHP.net (tentu saja dalam bahasa Inggris):
do..while loopforeach loop
9. Membuat Fungsi PHP
Jika anda sudah cukup sering menggunakan HTML, anda pasti tahu bahwa HTML merupakan bahasa yang memiliki banyak keterbatasan yang rasanya kok dibuat pada jaman batu, sebelum kita semua mengetahui kemampuan Internet yang sesungguhnya.
PHP, di sisi lain sangat fleksibel. PHP tidak hanya memiliki banyak fungsi built-in yang membantu kita dalam mengerjakan banyak hal mulai dari mengurutkan secara alfabet sampai mengirimkan e-mail, menghubungkan database dan lain sebagainya.
Di luar fungsi-fungsi built in tersebut, kita masih dapat membuat fungsi kita sendiri sesuai kebutuhan situs kita. Fungsi buatan kita akan dieksekusi oleh PHP sama seperti dia mengeksekusi fungsi built in PHP, hanya saja fungsi tersebut milik anda sendiri. Berikut ini kita akan melihat bersama bagaimana cara membuat fungsi kita sendiri dan merasakan kegunaannya.
Fungsi yang anda buat dapat dibayangkan seperti mesin kecil yang melakukan sesuatu untuk anda. Setelah anda buat, anda dapat memanggil fungsi itu sesuai kebutuhan.
Anda akan melihat kembali struktur kode pertama kita yang hanya berisi perintah “print” sebagai berikut:
<?php
print
(
"apapun yang ingin anda tampilkan di layar"
);
?>
Fungsi yang anda buat dibangun berdasarkan bentuk yang yang sama, hanya dibuat lebih keren dengan struktur seperti ini:
<?php
function
FungsiSaya ()
Latihan
Kemudian anda definisikan aturan-aturan fungsi dalam kurung kurawal sesudahnya ({ dan } pada baris 5 dan 9 itu loh).
Mari kita mencoba membuat beberapa fungsi. Fungsi dapat dibuat 2 macam, yang memerlukan argumen dan yang tidak. Sebuah argumen adalah variabel yang datang dari luar fungsi, tetapi diperlukan oleh fungsi untuk bekerja.
Mari kita lihat contoh fungsi yang tidak memerlukan argumen:
{
perintah-perintah yang membangun fungsi;
}
?>
Jadi, anda memulai sebuah fungsi dengan kata function NamaPilihanAnda (), dengan NamaPilihanAnda() dapat bernama apa saja (tanpa spasi).
<?php
function
FungsiPertamaku()
{
print
"Ini Fungsi Pertamaku!"
;
}
FungsiPertamaku();
?>
baris 1: mulai PHP;
baris 2: membuat fungsi FungsiPertamaku;
baris 3: mulai definisi fungsi FungsiPertamaku;
baris 4: definisi FungsiPertamaku adalah menampilkan kalimat “Ini Fungsi Pertamaku!” di antara tag-tag dan ;
baris 5: akhir definisi FungsiPertamaku;
baris 6: memanggil fungsi FungsiPertamaku (artinya “lakukan hal-hal yang kita definisikan dalam fungsi”);
baris 7: tutup PHP;
Di manapun dalam halaman web anda tersebut anda tuliskan “FungsiPertamaku();” di antara tag , dia akan menampilkan kalimat pendek yang sudah anda definisikan sebelumnya.
sumber:
http://prothelon.com/belajar/artikel/tutorial-php